Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. It was popularised in the 1960s with the release of Letraset sheets containing Lorem Ipsum passages, and more recently with desktop publishing software like Aldus PageMaker including versions of Lorem Ipsum.

Jumat, 16 Juli 2010

Antara Prinsip Hidup dan Integritas

Sering kita temukan di lingkungan pergaulan, baik ditempat kerja, disekolah atau dimasyarakat, ada orang-orang tertentu yang kita kenal sebagai orang yang mencla- mencle. Label mencla-mencle diberikan kepada orang-orang yang dianggap tidak konsisten dalam menyingkapi sesuatu. Misalnya, setelah menyatakan setuju terhadap sesuatu, kemudian berubah menjadi tidak setuju dalam waktu relatif singkat.
Mencla-mencle ini bisa terjadi untuk kasus-kasus kecil/sepele sampai urusan-urusan besar atau penting. Namun tidak seorangpun yang sudi dianggap mencla-mencle, mereka merasa malu, karena mencla-mencle itu diartikan sebagai orang yang kurang memiliki pendirian, tidak berketetapan hati atau tidak berprinsip.

A. Pengertian Prinsip Hidup dan IntegritasPrinsip hidup setiap orang berbeda-beda dan tidak semuanya dapat diterima oleh masyarakat. Tetapi prinsip dapat berarti suatu aturan umum yang dijadikan sebagai panduan perilaku. Prinsip apa saja yang kita pegang, sangat terkait dengan apa yang menjadi kebutuhan-kebutuhan, tujuan hidup, dan nilai-nilai yang kita anut.
Menurut John Powel, dalam buku Unconditional Love ( Cinta yang Tidak Bersyarat ) prinsip hidup adalah wawasan yang bersifat umum, yang diterima atau dilekatkan pada situasi yang dipilih. Misalnya, kita memegang prinsip bahwa yang baik harus dilaksanakan, sedangkan yang buruk harus dihindarkan, maka prinsip ini mengarahkan perilaku kita untuk memilih yang baik dan menolak yang buruk ketika dihadapkan pada pilihan antara kedua hal tersebut.
Integritas adalah karakteristik yang dimiliki seseorang yang telah mampu mengembangkan kepribadiannya sedemikian rupa sehinggga mencapai tingkat perkembangan yang tinggi, seimbang, dan terpadu antar berbagai aspek dalam dirinya : fisik, psikis, sosial dan spritual. Integritas dapat diartikan sebagai kejujuran dan kesesuaian antara nilai-nilai dan perilakunya. Antara nilai-nilai dan perilaku akan sesuaian jika spritualitas yang memimpin perilaku tersebut.

B. Jenis Prinsip
-Prinsip Kesenangan ( pleasure princile )
Memiliki kebutuhan untuk memperoleh hal-hal yang akan memberi kesenangan, dan ingin mencapai kesenangan dalam hidup, maka hal-hal dapat menberi kesenangan itulah yang paling tinggi nilainya melebihi hal-hal yang.lain.
-Prinsip Kekuasaan.
Kekuasaan yang menjadi kebutuhan, dan menjadikannya sebagai tujuan dalam hidup, sehingga kekuasaan memiliki nilai tertinggi dan amat penting.
-Mensejahterakan Orang Lain karena Empati ( altruisme ).
Memiliki dorongan yang kuat untuk dapat berbuat banyak bagi orang lain karena empati.

Ciri-ciri orang yang tidak memiliki prinsip hidup :
Tidak memiliki pendirianTidak memiliki ketetapan hatiMudah berubah-ubah sikap atau responnyaMengikuti kemana arah angin bertiup, pendapatnya seringkali berupa pendapat orang lain, atau berpihak pada situasi yang paling menguntungkan dan paling aman.

Ciri orang yang tidak memiliki Integritas :
Kurang mengenal dirinya sendiri
Kekurangan wawasan untuk menentukan batas-batas moralMengabaikan prinsip hidup yang telah dirintis dan diguratkan dalam hati demi kepentingan sesaat.Menyadari bahwa ia memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar yang tidak sesuai dengan norma masyarakat, namun ingin menampilkan diri sebagai orang yang bermoral tinggi agar tetap dihargai (munafik).

C. Upaya menegakkan Prinsip Hidup dan Integritas1. Pengenalan terhadap diri sendiriMerupakan pondasi dasar dan berlangsung seumur hidup. Yang jadi persoalan adalah bahwa mengenal diri sendiri seringkali dirasa sebagai pengalaman menyakitkan. Karena bagi kebanyakan orang, tidak mudah untuk dapat menerima kenyataan bahwa dirinya memiliki kelemahan.
Ada 2 cara menghadapi kekurangan diri sendiri :
a) Cara negatif atau salah :
- Disimpan dalam alam bawah sadar (represi)
- Mencari pembenaran untuk kelemahan yang ada (rasionalisai )
- Mengingkari, menganggap bahwa itu merupakan kekurangan orang
lain.
b)Cara positif atau sehat :
-Menerima kekurangan diri sendiri, yaitu dengan menerima apa adanya
-Mengembangkan hal-hal positif yang kita punya dan dengan sendirinya hal-hal negatif akan semakin berkurang.2. Mawas diriSemakin mawas diri semakin jelas prinsip hidup apa yang harus kita jalani atau tegakkan.
Dengan adanya prinsip hidup dan integritas akan membuat kerja psikis kita lebih efisien. Terutama jika dihadapkan pada situasi yang mengharuskan kita untuk menentukan pilihan.

0 komentar:

Posting Komentar